SAMOSIR - Harian Swara Jiwa - Sebuah kasus penganiayaan yang melibatkan sekelompok siswa laki-laki di SMA N 1 Onan Runggu terhadap seorang siswa berinisial FS. menuai perhatian publik. Insiden ini mengakibatkan trauma mendalam bagi korban, yang akhirnya memutuskan untuk berhenti bersekolah. Menurut informasi, pihak sekolah terkesan tidak tegas dalam menangani kasus ini dan lebih fokus menjaga nama baik sekolah, yang berujung pada mediasi yang tidak transparan.
Pada 15 Februari 2025, mediasi yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyelesaikan kasus ini gagal. Tak lama setelahnya, Kepala Sekolah SMA N 1 Onan Runggu, Manatar Samosir, mendatangi rumah kos orang tua korban DG dan memberikan uang sebesar Rp 4.000.000 untuk biaya pengobatan FS. Orang tua korban DG mengaku tidak sepenuhnya memahami isi dokumen yang disodorkan, tetapi merasa terdesak karena kondisi anaknya yang masih sakit dan akhirnya menerima uang tersebut.
"Saya kurang paham isi kertas yang disodorkan, tapi saya tetap tandatangani karena kondisi anak saya yang masih sakit. Saya terima uang itu karena terdesak untuk biaya berobat," ujar DG orang tua korban.
Merasa terhina dan terganggu dengan sikap pihak sekolah, ibu FS. melaporkan kasus ini ke Polres Samosir pada 20 Februari 2025. Laporan tersebut dilakukan dengan pendampingan dari Sardi A Simbolon, perwakilan dari DisP3A PPKB Perlindungan Anak Kabupaten Samosir.
"Laporan yang saya buat didampingi Sardi A Simbolon dari DisP3A PPKB Perlindungan Anak, Kabupaten Samosir," ungkap DG.
FS mengalami kekerasan fisik yang parah, mulai dari penusukan paku di tangan, memar di bagian tubuh bawah, hingga lemparan batu yang membuatnya pingsan di sekolah. Akibat penganiayaan tersebut, FS mengalami trauma berat dan menyatakan tidak ingin melanjutkan pendidikan di SMA N 1 Onan Runggu. Meskipun ia berniat untuk pindah ke SMK N 1 Simanindo, keterbatasan biaya membuat orang tua FS terpaksa menghentikan pendidikan anaknya.
Kasus ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai tanggung jawab pihak sekolah dan instansi terkait terhadap masa depan FS Apakah korban penganiayaan ini akan dibiarkan putus sekolah? Semoga pihak berwenang dapat segera memberikan perhatian yang layak demi masa depan pendidikan FS.
Reporter: Candro Situmorang
0 komentar:
Posting Komentar