Medan - Harian Swara Jiwa - Paska PDIP mengumumkan resmi pencalonan Letjend TNI (Purn) Edy Ramayadi sebagai calon Gubernur Sumatera Utara pada Rabu (14/8/2025) di Kantor DPP PDIP di Jakarta, teka teki Bobby Nasution akan melawan kotak kosong pada pemilihan Gubernur-wakil gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu ) 2024 terjawab sudah, kontestasi pilkada rasa pilpres akhirnya mempertemukan dua poros politik kubu KIM Plus versus koalisi PDIP-Hanura.
Menyikapi dinamika politik pilkada Sumatera Utara yang mengerucut pada dua calon Bobby Nasution versus Edy Ramayadi, Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Darul Qur’an Dr Iwan Nasution, SHI, MHI mengingatkan PDIP untuk belajar dari sejarah tiga kali pilkada Sumatera Utara
" Belajar dari pengalaman tiga kali pilgubsu tahun 2008,2013 dan 2018, pasangan pelangi selalu kalah, PDIP harus belajar dari sejarah tersebut," ungkap Dr Iwan di Medan, Minggu (18/8/2024)
Iwan menuturkan sosok calon wakil gubernur sangat menentukan dalam membantu memenangkan pertarungan pilgubsu 2024
" Karena jika di lihat dari hasil survey, popularitas dan elektabilitas Edy dan Bobby sebagai calon Gubernur beda beda tipis, oleh karena itu sosok calon wakil Gubernur sangat menentukan untuk memberikan tambahan elektoral untuk meraih kemenangan," tuturnya
Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Muda Sumut itu mengatakan, Jika PDIP kembali salah menempatkan sosok wakil pendamping Edy, maka di prediksi akan kembali kalah dalam pilkada tahun ini
" Tidak ada kata lain, agar bisa menang atau mengimbangi elektabilitas pasangan Bobby Nasution, maka PDIP harus mengusung tokoh dari etnis Jawa yang bersih, muslim, masih muda dan punya basis dan logistik kuat sebagai pendamping Edy Ramayadi dalam pilkada tahun ini," saran Iwan (Tim)
0 komentar:
Posting Komentar